Jakarta, CNBC Indonesia - Serial dokumenter "In the Name of God: A Holy Betrayal" tengah ramai menjadi perbincangan. Dokumenter yang tayang di Netflix itu mencuri perhatian lantaran mengupas sejumlah sekte aliran sesat yang pernah menggemparkan Korea Selatan.
Salah satu sekte sesat yang dibahas dalam serial itu adalah Jesus Morning Star (JMS) atau Providence. Aliran itu dicap sesat karena menganggap bahwa hubungan seksual bisa mengampuni dosa.
Berikut adalah sederet fakta sekte sesat tersebut yang dirangkum CNBC Indonesia:
Foto: Poster series Netflix "In the Name of God: A Holy Betrayal." (Tangkapan Layar Netflix)
|
1. Pendiri sekte mengklaim sebagai Mesias
Jeong Myeong-seok lahir pada tahun 1945, artinya pada 2023 ini ia berusia 77 tahun. Ia mendirikan sebuah gerakan keagamaan yang bernama The Providence, kemudian dikenal dengan nama Jesus Morning Star (JMS), dan mulai aktif menyebarkan ajaran keagamaannya pada tahun 1980.
Sejak saat itu, ia mulai merekrut anggota lainnya. Mantan pengikut Jeong Myeong-seok menyebutkan bahwa saat itu Jeong Myeong-seok mengklaim bahwa dia mampu meramalkan beberapa hal dan ramalannya terbukti menjadi kenyataan.
Di dalam khotbahnya, Jeong Myeong-seok sering mengklaim bahwa dirinya adalah seorang messiah atau wakil Tuhan.
2. Memanfaatkan keterpurukan ekonomi untuk menyebarkan paham sesat
Pada tahun 1980, Korea sedang dalam periode sulit karena keterpurukan ekonomi. Banyak orang merasa depresi akhirnya membuat penyebaran sekte sesat menjadi lebih mudah.
Jeong Myeong-seok pun berhasil merekrut banyak mahasiswa yang berasal dari universitas elit di Korea Selatan untuk masuk ke dalam sekte yang didirikannya. Sekte Jeong Myeong-seok berubah nama menjadi Jesus Morning Star (JMS).
3. Ada manipulasi seksualitas
Dalam sekte tersebut, setelah Jeong menyampaikan khotbahnya, ia akan mengundang wanita muda yang terpilih untuk pertemuan doa pribadi yang berubah menjadi manipulasi seksual yang mengerikan. Jeong mengklaim bahwa dirinya dipilih oleh Tuhan dan menggunakan otoritas tersebut untuk memaksa mereka melakukan pembersihan spiritual dan menikah dengannya melalui tindakan seksual.
Jeong mengatakan kepada wanita muda itu, 'Ini bukan kejahatan seksual. Anda hanya menerima kasih Tuhan'.
Seperti yang dijelaskan dalam serial Netflix, Jeong sering memanipulasi korban sehingga mereka tidak bisa menolak permintaannya. Menurut informan, dia melakukan pelecehan seksual terhadap ratusan pengikut perempuan, bahkan anak di bawah umur.
Wanita-wanita cantik inilah yang disebut dengan para mempelai wanita Tuhan. Seorang wanita yang pernah dilecehkan mengaku bahwa Jeong Myeong-seok kerap memanggil para wanita muda untuk masuk ke dalam ruang pribadinya.
4. Pendiri sekte dipenjara 10 tahun
Jung Myung Seok sempat dipenjara 10 tahun karena kasus pemerkosaan dan kekerasan seksual terhadap empat wanita pengikutnya pada 2009. Dalam ajarannya, JMS mengatakan bahwa hubungan seksual dianggap sebagai pengampunan dosa.
Salah satu korban yang akhirnya buka suara adalah Maple, seorang wanita muda dan mantan anggota dari JMS. Ia mengungkap pelecehan seksual yang dilakukan Jeong, bahkan setelah dibebaskan dari penjara.
"Jeong Myeong-seok tidak mungkin Mesias. Dan JMS bukanlah tempat yang sesuai kehendak Tuhan," tegas Maple yang dikutip dari Korean-Binge, Selasa (7/3/2023).
Maple mengaku mengalami penderitaan dan trauma akibat kejadian itu. Namun, ia akhirnya berani mengungkap penderitaan yang selama ini ia alami.
5. Sekte masih aktif dan berkegiatan diam-diam
Saat ini Jeong Myeong-seok masih hidup. Pada tahun 2018 ia dibebaskan dari penjara dengan pembebasan bersyarat dan menggunakan gelang kaki elektronik.
Disebutkan bahwa Jeong Myeong-seok dengan para pengikutnya masih aktif berkegiatan secara diam-diam.
6. Penayangan serial Netflix terganjal pengadilan
Penayangan serial dokumenter "In the Name of God: A Holy Betrayal" di Netflix yang menceritakan sekte sesat tersebut sempat mundur dari jadwal aslinya karena terganjal proses yang masih berlangsung di pengadilan.
Namun, pada akhirnya Netflix dan stasiun televisi Korea Selatan MBC berhasil memenangkan masalah hukum atas kasus dokumenter tersebut.
Pengadilan Distrik Barat Seoul menolak tuntutan JMS, karena menemukan bahwa program tersebut dibuat dari banyak sumber objektif dan subjektif.
7. Ada keluarga dari artis K-Pop yang diduga jadi jemaat sekte ini
Warganet menduga bahwa keluarga penyanyi Kyoungyoon dari grup K-pop DKZ diduga menjadi jemaat sekte aliran sesat JMS.
Isu ini berawal dari unggahan warganet yang membagikan alamat tempat-tempat yang diduga berafiliasi dengan sekte yang dipimpin Jung Myung Seok tersebut.
Rupanya salah satu tempat yang disebutkan adalah alamat cafe yang dikelola oleh orangtua sang member DKZ.
Agensi Dongyo Entertainment pun mengonfirmasi bahwa orang tua Kyoungyoon adalah bagian dari gereja tersebut, tetapi mereka telah memutuskan hubungan setelah mengetahui kebenarannya.
8. Ada 125 gereja JMS yang tersebar
Setelah film dokumenter Netflix rilis, ada berbagai postingan di media online yang mengungkap alamat gereja-gereja cabang JMS ini.
Seorang warganet menyatakan "Ini adalah tempat pemimpin sekte yang menyerang 10.000 wanita".
Unggahan di media online mencantumkan nama dan alamat lebih dari 17 gereja di 90 kota di seluruh negeri.
Sejak saat itu, warganet lain pun ikut membagikan sekitar 35 lokasi gereja tambahan milik JMS. Di Korea sendiri gereja JMS sudah tersebar sekitar 125 yang menyebar luas ke seluruh kota.
Para korban juga mencantumkan penjelasan rinci tentang logo gereja yang dipajang di lokasi-lokasi tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Mulai 2023, Semua Orang Korea Selatan Lebih Muda Setahun
(hsy/hsy)
Adblock test (Why?)
Kisah Nyata, 8 Fakta Sekte Aliran Sesat di Korea yang Viral - CNBC Indonesia
Read More