Jakarta -
Hampir semua orang pasti pernah membeli barang dari merchant online. Entah itu barang baru atau barang bekas, pengalaman membeli barang online ini pasti dapat dimengerti oleh semua orang. Dalam film terbaru Shin Hye-sun, hal tersebut menjadi sajian utamanya. Apa yang terjadi jika kita diteror oleh penjual yang tidak terima dengan review jelek barang dia di internet? Bagaimana kalau penjualnya terlalu canggih dalam menggunakan internet sehingga dia bisa melakukan apa saja yang ia mau?
Soo-hyun (Shin Hye-sun) adalah seorang perempuan muda yang baru saja pindah rumah. Tidak hanya ia harus menghadapi bosnya yang luar biasa genit dan kurang kompeten, ia sekarang juga mencari mesin cuci yang oke. Tentu saja kita semua tahu bahwa harga mesin cuci tidak semurah itu. Dengan internet, Soo-hyun bisa membeli mesin cuci murah tapi tetap layak pakai. Tapi ketika mesin cuci yang ia beli ternyata tidak bisa dipakai, Soo-hyun pun marah dan memutuskan untuk menulis review jelek di internet.
Soo-hyun tidak terbatas hanya menulis review jelek. Saking muaknya ia bahkan menulis komentar dan menghasut calon pembeli lain untuk tidak melakukan transaksi dengan penjual tersebut. Sayangnya si penjual tidak suka dengan kelakuan Soo-hyun ini. Dia pun melakukan teror dengan pelan-pelan memberinya pesan beruntun. Kemudian muncul penjual-penjual makanan di depan apartemennya padahal Soo-hyun tidak pesan apa-apa. Tinggal menunggu waktu sampai pintu apartemennya diketuk malam-malam dan pria-pria asing muncul di depan rumahnya dan mengatakan bahwa Soo-hyun kesepian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Target, ditulis Kim Dong-hoo dan Park Hee-kon (yang juga menyutradarai film ini), dengan terampil menggambarkan ketakutan nyata yang bisa terjadi di era online ini. Premisnya yang sederhana langsung mudah dipahami. Teror demi teror yang dialami karakter utamanya terasa sangat meyakinkan dan lumayan menyeramkan (terutama jika Anda perempuan dan tinggal sendirian) sehingga mudah sekali bagi penonton untuk simpati dengan apa yang dialami oleh karakter utamanya.
Sayangnya si ujung film, Target kebingungan mau menjadi film seperti apa. Ketika Target secara perlahan menghantui karakter utamanya (dan penonton) dengan teror psikologis yang mengganggu, film ini benar-benar mencengkeram. Tapi di babak ketiga Target seperti kelelahan dan akhirnya menjadi tertebak. Tentu saja karakter utamanya akan menemukan kekuatan dan ganti mengejar si peneror. Tapi perubahan ini tidak digambarkan dengan baik sehingga rasanya seperti mengada-ngada.
Selain itu karakter utamanya pun dibuat dengan tidak konsisten. Di awal film Soo-hyun digambarkan sebagai perempuan independen yang kuat. Tapi begitu teror muncul, Soo-hyun langsung dibuat menjadi karakter yang submisif untuk membuat ketegangan film makin memanas. Sebenarnya perubahan karakter ini tampak wajar dalam konteks plot, tapi dibutuhkan penulisan skrip yang lebih matang untuk membuat perubahan Soo-hyun menjadi masuk akal. Hal ini juga membuat klimaks Target agak sedikit kurang berbumbu karena Soo-hyun terlalu berdiam diri sementara pertarungan hidup dan mati terjadi di dekatnya.
Bahkan dengan semua kekurangan itu, Target tetap tontonan yang menarik dan luar biasa menghibur. Park Hee-kon sebagai sutradara tahu bagaimana cara mengatur tensi. Di bagian-bagian awal film, Hee-kon tahu bagaimana cara membuat kita tertawa kemudian dia mulai memberikan karakter utamanya teror demi teror. Hampir semua penonton yang ada di bioskop meringis ngeri ketika teror-teror awal menghantuinya. Di zaman modern ini, tidak ada yang lebih menyeramkan daripada ketukan dari orang asing di tengah malam saat kita sedang bersantai di rumah.
Target mungkin bukan thriller yang sempurna tapi sebagai sebuah potret kehidupan modern, film ini cukup pintar dalam menggambarkan interaksi manusia-manusianya. Kalau Anda mencari tontonan ringan tapi tidak murahan, Target sangat layak ditonton bersama teman-teman Anda. Nikmati kengeriannya dan ingat, hati-hati menulis komentar jelek di merchant online. Tidak semua orang penjual bisa menerima kritikan negatif.
Target dapat disaksikan di jaringan CGV, Cinepolis, Flix dan jaringan bioskop lainnya.
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
Simak Video "Song Joong Ki Beli Kondominium Rp 35 Miliar di Hawaii"
[Gambas:Video 20detik]
(tia/tia)
Adblock test (Why?)
Review Target: Ngerinya Diteror Penjual Online - detikHot
Read More