Di tengah usaha para komposer mendapatkan royalti yang adil atas lagu dan musik yang mereka ciptakan, mencuat masalah dalam band Stinky. Salah satu mantan personelnya, Ndhank Surahman, meminta hak royalti yang sesuai atas kontribusinya buat penciptaan lagu Mungkinkah.
Mungkinkah merupakan lagu hits dari band Stinky sejak pertama kali muncul di era 90-an. Ndhank Surahman Hartono menciptakan lagu tersebut tidak sendirian, tapi bersama dengan para personel Stinky yang lain, Irwan Batara.
Namun Ndhank merasa adanya ketidakadilan soal pembagian royalti dan hak lisensi yang dia terima terkait lagu tersebut. Menurut klaim Ndhank, meski ada keterlibatan personel Stinky yang lain dalam proses penciptaan lagu Mungkinkah, tapi 90 persen merupakan hasil karyanya.
"Beberapa kali (menerima) dan secara nominal memang itu jauh, menurut teman-teman bisa dibilang nggak layak nilainya. Tapi kembali di sini saya tidak bicara tentang uang, bicara tentang hak dan moral karena memang di situ ada hak yang harus saya terima," kata Ndhank Surahman digelar di Cinere, Depok, Jawa Barat, Selasa (2/1/2023).
Ndhank mengaku dari lagu Mungkinkah mendapatkan royalti Rp 250 ribu sampai Rp 500 ribuan saja. Belum lama ini ia mendapatkan haknya setelah vakum dari Stinky karena sakit.
"Ya dari Stinky saya sudah bilang selama ini yang terakhir ini Rp 250 ribu-Rp 500 ribu. Ada Stinky kan kemarin ya tanggal 1 dan itu mereka memang masih kirim saya, mereka masih transfer senilai Rp 500 ribu. (Nominal Rp 250 ribu-Rp 500 ribu) sejak saya rehat, belum lama kok. Masih bisa dihitung dengan jari, berapa kalinya," bebernya.
Ia juga mempertanyakan nominal ratusan ribu itu layak atau tidak jika dibandingkan dengan bayaran manggung Andre Taulany dan Stinky. Bayaran Andre Taulany dan Stinky ditasksir mencapai lebih dari Rp 50 juta sekali manggung.
Ndhank merasa karyanya dihargai bila mendapatkan 10 persen dari kontrak event yang diterima Stinky dan Andre Taulany.
"Ya sekarang harga segitu layak apa tidak? Tidak layak, sedih sekali. Sementara saudara Andre bisa manggung dengan band barunya Andre and The Friends ya kita tahu nilai kontraknya berapa. Begitu juga dengan Stinky juga rate-nya juga Rp 50 (juta) ke atas," lanjut dia.
"Ya mungkin teman-teman bisa nilai, dengan bayarannya seperti itu apakah pantas? Selama ini per event Rp 250 ribu sampai Rp500 ribu. Kalau yang pantas itu menurut teman-teman juga ya, nilai yang pantas itu sekitar 5 persen dari per kontrak event, kisaran 5 persen ke atas, mungkin 5 sampai 10 persen," tukasnya.
Oleh karena itu, Ndhank melarang Stinky dan Andre Taulany membawakan lagu Mungkinkah. Tapi Stinky menolak. Ditemui di kesempatan berbeda pada hari yang sama, Irwan Batara sebagai bassis Stinky menyatakan mereka akan tetap membawakan lagu Mungkinkah.
Irwan Batara merasa punya hak tetap membawakan lagu tersebut karena dia pun terlibat dalam penciptaannya. Dia merasa punya legalitas terhadap lagu Mungkinkah, tidak hanya Ndhank sendiri.
"Masak gue yang menciptakan, dilarang (menyanyikan) sama Ndhank? Kecuali kalau hanya Ndhank yang menciptakan, it's okay. Tapi kan itu lagu Ndhank dan Irwan," tegas Irwan saat ditemui di kawasan Jurangmangu, Tangerang Selatan, Selasa (2/1/2024).
"Dari segi legal, lagu Mungkinkah ini diciptakan dua orang, Irwan dan Ndhank. Kenapa kami masih menyanyikan? Karena lagu itu terdaftar di publisher dan lembaga kolektif royalti," sambungnya lagi.
(pig/aay)Kemelut Royalti Lagu Mungkinkah dan Ultimatum Ndhank ke Stinky - detikHot
Read More
No comments:
Post a Comment